Selasa, 10 Oktober 2017

Prioritas



Beberapa hari yang lalu saya selesai membaca salah satu buku terlaris yang ditulis oleh Sean Covey berjudul ; The 7 Habits of Highly Effective Teens, sebuah buku yang digambarkan dari kaca perspektif Sean tentang kepribadian dan kebiasaan kehidupan remaja yang sedang mentransisikan diri menuju fase pendewasaan. Dibuat dengan beberapa responden yang akurat dari hasil wawancara remaja yang telah atau sedang mengalami fase-fase tertentu. Dari tujuh kebiasaan yang ditulis saya cukup tertarik pada kebiasan nomor tiga, kebiasaan ketiga ini sebenarnya pernah juga disampaikan dosen saya ketika saya duduk di semester tiga dan sampai sekarang terus saya ingat. Kebiasaan ketiga ini adalah tentang Mendahulukan yang Utama. Pengertian Mendahulukan adalah terkait dengan menentukan mana prioritas nomer satu dan mana prioritas-prioritas berikutnya. Dalam kacamata saya, mendahulukan yang utama artinya sama juga dengan mendahulukan renjana, passion¸serta pengembangan diri sebagai langkah preventif dalam menghadapai masa depan yang terus berdisrupsi dengan cepatnya bak awan kintonnya son goku.


Dalam studi kasus saya sebagai seorang mahasiswa maka penentuan prioritas ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan dunia perkuliahan, kampus, maupun relasi pertemanan yang dibangun. dan mungkin saja akan terjadi diferensiasi perspektif dengan beberapa orang.

Kuadran 1 (Penting dan Mendesak) : Masuk dalam kuadran ini adalah suatu genting juga harus dilakukan, pada umumnya kebanyakan mahasiswa juga masuk dalam kuadran ini. Jelasnya kuadran ini adalah untuk mereka yang suka menunda, baik itu pekerjaan dalam skala mikro hingga yang besar. contohnya adalah mengerjakan tugas sehari sebelum dikumpul, masuk kuliah, mengikuti ujian,  dll.

Kuadran 2 (Penting dan Tidak Mendesak) : Jika kuadran satu adalah tentang suatu hal yang mendesak, yang dalam satu hari atau satu pekan memang harus direalisasikan. Jika tidak, beberapa dengan sadar akan mengalami kefrustasian yang merajuk. Perbedaan yang mecolok antara kuadran satu dan dua ini adalah urgensinya. Di kuadran dua adalah tentang hal-hal yang penting namun dalam implementasinya bukanlah suatu hal yang mendesak. Jika tidak dilakukan pun sebenarnya tidak akan menjadi masalah pada waktu tertentu. Idealnya, kuadran ini adalah tentang langkah preventif untuk menghadapi masa depan. Hasilnya bukanlah suatu hal yang dapat dipetik dalam satu hari atau satu minggu. Tapi menjadikannya investasi untuk masa depan. Selain itu, jika diakumulasikan, misalnya dalam populasi mahasiswa yang ada. Jelas hanya akan ada beberapa individu yang berani masuk pada kuadran ini. Contohnya adalah : Belajar bisnis, belajar Bahasa inggris, membangun networking, mengikuti perlombaan. Dll

Kuadran 3 (Tidak Penting dan Mendesak) : Hampir dari kebanyakan mahasiswa juga masuk pada kuadran ini, termasuk saya. dalam urgensinya memang medesak namun dalam implementasinya sebenarnya bukanlah suatu hal yang penting. Jika tidak dilakukan pun tidak akan menjadi problem yang mendesir dalam pemikiran.  Terbentuk atas tuntutan entah itu dari internal maupun luar. Contohnya : Berselancar secara berlebihan di social media, mantengin komentar-komentar di sebuah postingan yang viral. Dll

Kuadran 4 (Tidak Penting dan Tidak Mendesak) : Kuadran ini jelasnya adalah tentang bersantai-santai (leha-leha ?). Waktu yang diberikan tentunya tidak akan bisa dikembalikan, pada kuadran ini sebagian orang justru menyia-nyiakan waktunya dengan suatu hal yang tidak penting dan juga tidak mendesak. Dalam jangka panjang dapat menjadi kebiasaan buruk yang sulit untuk dihentikan. Contohnya : Nonton suatu film berulang-ulang, Nongkrong setiap hari, Dll

          Hal-hal yang saya tulis merupakan pemikiran saya pribadi. Contoh-contoh diatas bisa saja menjadi tidak relevan dengan kehidupan beberapa mahasiswa. Misalnya berselancar di social media karena ingin mengetahui kepribadian seseorang. Tentunya untuk beberapa orang akan menjadi suatu hal yang penting karena korelasinya adalah terkait dengan berhubungan antara insan. Jadi, semakin kita mengerti dan paham terhadap kegiatan yang utama maka semakin jelas pula kita dalam penentuan prioritas, dan semakin jelas menentukan prioritas maka semakin jelas pula untuk mempersiapkan diri guna mencapai impian di masa yang akan datang. Karena keberhasilan adalah pertemuan antara persiapan dan juga peluang, maka persiapkanlah.

Ibnu Dharma Nugraha
Twitter : @_Ibnudharma

Share:

0 komentar:

Posting Komentar