Beberapa hari yang lalu saya
memberanikan diri untuk menjadi Sales
Marketing prematur pada salah satu usaha yang sedang saya geluti. Sebabnya
lagi-lagi adalah karena melihat beberapa resolusi yang telah saya lesatkan pada
kertas bingkai keburaman. Walaupun prematur, bukan berarti tanpa perencanaan
serta persiapan. Diawal bahkan saya sempat membeli serta membaca buku terkait marketing yang ditulis oleh Mr. Kokon,
menonton beberapa video suksesnya para Sales
Marketing, juga membuat tatanan rencana Business
Model Canvas termasuk plot Customers
Segment yang akan saya sasar baik itu pada lingkup Demographic, Geographic, Pschographic maupun Behaviour. Sangat terstruktur dan tertata dari hulu hingga
hilirnya.
Alhasil. hal yang harus saya
lakukan pada versi alpha produk adalah menjual dengan tepat kepada Customers Segment yang telah
dihipotesiskan. Tujuannya adalah untuk menguji apakah produk yang saya buat
sudah layak dan sesuai dengan keinginan pasar, evaluasi perbaikan dalam tatanan
perencaaan serta kemungkinan untuk melakukan pivots produk. Perlu dimengerti bahwa hal yang dominan pertama kali
sebelum pembuatan sistem pemasaran adalah penjualan, sebaik apapun produk yang
kita punya, sehebat apapun ide kreatif yang terbesit dalam dogma. Tanpa penjualan
yang maksimal dan sustain semua itu
hanya bualan, kosong.
Sebagai tenaga penjual pemula,
perencanaan yang maksimal dengan penuh pertimbangan memang suatu hal yang
penting, namun pada sudut yang berbeda hal lain yang harus dilakukan adalah
meyakinkan diri bahwa produk yang dijual sudah sesuai dengan spesifikasi dan
kriteria pasar yang dituju. Walau hanya sebatas garis hipotesis tapi fungsi
keyakinan pada awal pembentukan produk menjadi kunci penting dalam mengawali
usaha/ bisnis. Jelasnya adalah sebelum meyakinkan orang lain untuk membeli
produk kita, kita sendiri dulu lah yang seharusnya bisa yakin bahwa produk kita
layak untuk dibeli, layak terjual.
Oleh karenanya seorang Sales Marketing harus punya kemampuan
untuk bisa berkomunikasi yang baik
dengan calon pembeli, bahkan pada segmentasi yang berbeda sebut saja tempat,
waktu, dan karakter orang yang ditemui. Sebuah proses menjadi value penting pada posisi ini, tidak kemudian menjadi instan dan goal!! produk terjual, namun dilalui
dengan penuh liku bahkan pilu. Seperti rasa malu pada awal peluncuran produk, kerugian
hingga pahitnya sebuah kegagalan. Maka nikmatilah segala proses yang terjadi,
percaya bahwa sebuah keberhasilan bukanlah suatu hal yang bisa diraih dengan
cara yang instan, tapi melalui proses bekepanjangan dan berkelanjutan.
Tidak
Mudah
Menjadi
seorang entrepreneur memang bukanlah
sebuah perkara yang mudah, ketika kita mendekretkan diri untuk menjadi seorang entrepreneur maka secara tidak langsung
pula mengartikan tindakan pada sebuah tantangan serta keyakinan pada prosesnya.
Jatuh bangun membangun menjadi proses liku yang pasti dialami. Maka lagi-lagi
saya katakan adalah menikmati dengan penuh hikmat pada proses yang terjadi nantinya dan yakin masih ada Allah
SWT yang selalu menolong kita, pada kondisi apapun, pada siapapun.
Pengalaman menjual produk yang
cukup berkesan bagi saya adalah beberapa hari yang lalu. Ya, dari sekitar 15
produk kripik pisang yang dibuat, saya hanya berhasil menjual 9 bungkus kripik
pisang, sisanya dijual oleh teman saya. Pada proses penjualan kemarin saya
mendapatkan pengalaman yang cukup berkesan dan menarik. Satu kesimpulan yang saya dapat adalah sebuah persepsi bahwa
menjual serta meyakinkan produk kita kepada orang lain bukanlah suatu
hal mudah, bahkan sulit sekali. Seringkali pada tahap promosi yang saya lakukan, berakhir pada kalimat penolakan, bahkan sering juga ditolak sebelum
dipromosikan. Tapi, lagi-lagi saya tekankan dan yakin pada diri saya sendiri
bahwa tidak ada keberhasilan yang diraih secara instan. Semuanya membutuhkan
proses, ikhtiar juga kerja keras. Semoga Allah SWT memudahkan langkah saya dan
teman-teman sekalian dalam meraih impian di masa depan. Amin Ya Rabbal Alamin
Ibnu Dharma Nugraha
Twitter : @_IbnuDharma