Beberapa hari yang lalu saya
selesai membaca salah satu buku terlaris yang ditulis oleh Sean Covey berjudul
; The 7 Habits of Highly Effective Teens,
sebuah buku yang digambarkan dari kaca perspektif Sean tentang kepribadian dan
kebiasaan kehidupan remaja yang sedang mentransisikan diri menuju fase
pendewasaan. Dibuat dengan beberapa responden yang akurat dari hasil wawancara
remaja yang telah atau sedang mengalami fase-fase tertentu. Dari tujuh
kebiasaan yang ditulis saya cukup tertarik pada kebiasan nomor tiga, kebiasaan
ketiga ini sebenarnya pernah juga disampaikan dosen saya ketika saya duduk di
semester tiga dan sampai sekarang terus saya ingat. Kebiasaan ketiga ini adalah
tentang Mendahulukan yang Utama. Pengertian Mendahulukan adalah terkait dengan
menentukan mana prioritas nomer satu dan mana prioritas-prioritas berikutnya. Dalam
kacamata saya, mendahulukan yang utama artinya sama juga dengan mendahulukan
renjana, passion¸serta pengembangan
diri sebagai langkah preventif dalam menghadapai masa depan yang terus
berdisrupsi dengan cepatnya bak awan
kintonnya son goku.
Dalam studi kasus saya sebagai
seorang mahasiswa maka penentuan prioritas ini adalah hal-hal yang berkaitan
dengan dunia perkuliahan, kampus, maupun relasi pertemanan yang dibangun. dan
mungkin saja akan terjadi diferensiasi perspektif dengan beberapa orang.
Kuadran
1 (Penting dan
Mendesak) : Masuk dalam kuadran ini adalah suatu genting juga harus dilakukan, pada
umumnya kebanyakan mahasiswa juga masuk dalam kuadran ini. Jelasnya kuadran ini
adalah untuk mereka yang suka menunda, baik itu pekerjaan dalam skala mikro
hingga yang besar. contohnya adalah mengerjakan tugas sehari sebelum dikumpul,
masuk kuliah, mengikuti ujian, dll.
Kuadran
2 (Penting dan
Tidak Mendesak) : Jika kuadran satu adalah tentang suatu hal yang mendesak,
yang dalam satu hari atau satu pekan memang harus direalisasikan. Jika tidak,
beberapa dengan sadar akan mengalami kefrustasian yang merajuk. Perbedaan yang
mecolok antara kuadran satu dan dua ini adalah urgensinya. Di kuadran dua
adalah tentang hal-hal yang penting namun dalam implementasinya bukanlah suatu
hal yang mendesak. Jika tidak dilakukan pun sebenarnya tidak akan menjadi
masalah pada waktu tertentu. Idealnya, kuadran ini adalah tentang langkah
preventif untuk menghadapi masa depan. Hasilnya bukanlah suatu hal yang dapat
dipetik dalam satu hari atau satu minggu. Tapi menjadikannya investasi untuk
masa depan. Selain itu, jika diakumulasikan, misalnya dalam populasi mahasiswa yang ada. Jelas hanya akan ada beberapa individu yang berani masuk pada kuadran ini.
Contohnya adalah : Belajar bisnis, belajar Bahasa inggris, membangun networking, mengikuti perlombaan. Dll
Kuadran
3 (Tidak Penting
dan Mendesak) : Hampir dari kebanyakan mahasiswa juga masuk pada kuadran ini, termasuk
saya. dalam urgensinya memang medesak namun dalam implementasinya sebenarnya
bukanlah suatu hal yang penting. Jika tidak dilakukan pun tidak akan menjadi problem yang mendesir dalam pemikiran. Terbentuk atas tuntutan entah itu dari
internal maupun luar. Contohnya : Berselancar secara berlebihan di social media, mantengin
komentar-komentar di sebuah postingan yang viral. Dll
Kuadran
4 (Tidak Penting
dan Tidak Mendesak) : Kuadran ini jelasnya adalah tentang bersantai-santai
(leha-leha ?). Waktu yang diberikan tentunya tidak akan bisa dikembalikan, pada
kuadran ini sebagian orang justru menyia-nyiakan waktunya dengan suatu hal yang
tidak penting dan juga tidak mendesak. Dalam jangka panjang dapat menjadi
kebiasaan buruk yang sulit untuk dihentikan. Contohnya : Nonton suatu film
berulang-ulang, Nongkrong setiap hari, Dll
Hal-hal
yang saya tulis merupakan pemikiran saya pribadi. Contoh-contoh diatas bisa
saja menjadi tidak relevan dengan kehidupan beberapa mahasiswa. Misalnya berselancar
di social media karena ingin
mengetahui kepribadian seseorang. Tentunya untuk beberapa orang akan menjadi
suatu hal yang penting karena korelasinya adalah terkait dengan berhubungan
antara insan. Jadi, semakin kita mengerti dan paham terhadap kegiatan yang utama maka
semakin jelas pula kita dalam penentuan prioritas, dan semakin jelas menentukan
prioritas maka semakin jelas pula untuk mempersiapkan diri guna mencapai
impian di masa yang akan datang. Karena keberhasilan adalah pertemuan antara
persiapan dan juga peluang, maka persiapkanlah.
Ibnu Dharma Nugraha
Twitter : @_Ibnudharma